Sabtu, 22 Oktober 2016

Bentuk Negara

●Bentuk Negara●

Secara umum, bentuk negara hanya memiliki dua bentuk yaitu :
1. Negara Kesatuan (Unitary State)
2. Nagara Serikat (Federation)

□ NEGARA KESATUAN

Negara Kesatuan adalah yang mengatur semua kekuatan pemerintahan pusat. Pada pelaksanaannya, negara kesatuan terbagi ke dalam dua macam, yaitu :
1. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi
2. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi (otonomi daerah)

●Sentralisasi adalah kekuasaam penuh untuk mengatur rumah tangga daerah-daerah di lingkungan negara diatur sepenuhnya oleh pemerintahan pusat, daerah hanya tinggal melaksanakan instruksi dari pusat.
●Desentralisasi adalah daerah diberikan kewenangan penuh untuk mengurus rumah tangganya sendiri yang terkenal dengan otonomi daerah.

B. Ciri Khas Negara Kesatuan

Ciri khas negara kesatuan dapat terlihat dari :
1) Kedaulatan ke luar dan ke dalam ditangani oleh pemerintahan pusat
2) Negara hanya memiliki satu UUD, satu Kepala Negara, satu Dewan Menteri dan satu DPR
3) Kebijakan hanya memilik8 satu UUD, satu Kepala Negara, satu sosial budaya, dan pertahanan keamanan

□ NEGARA SERIKAT (FEDERASI)
Negara serikat (federasi) adalah suatu negara  yang mempunyai negara bagian. Negara tersebut merupakan gabungan dari beberapa negara. Negara tersebut awalnya berdaulat sendiri, kemudian menggabungkan diri dengan negara serikat. Biasanya dalam penggabungan itu mengandung konsekuensi bahwa negara yang menggabungkan diri kepada negara serikat harus memberikan sebagian kekuasaannya kepada megara serikat. Kekuasaan tersebut di antaranya, pertahanan keamanan, hubungan luar negeri, keuangan, urusan pos, dan telekomunikasi.

Dilihat dari jumlah yang memimpin, negara dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Monarki = Dipimpin oleh satu orang (biasanya oleh seorang raja)
2. Oligarki = Yang memimpin terdiri dari beberapa orang atau kelompok orang (biasanya berasal dari kalangan feodal)
3. Demokrasi = Kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat

Perbedaan antara Filsafat, Ilmu, dan Pengetahuan

A. PENGERTIAN FILSAFAT, ILMU, DAN PENGETAHUAN

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.

Ilmu pengetahuan adalah usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusi. Segi – segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan – rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu – ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

■Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.

B. PERBEDAAN FILSAFAT, PENGETAHUAN, dan ILMU PENGETAHUAN

●Ilmu :
1. Segi – segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkan rumuusan – rumusan yang pasti.
2. Objek penelitian yang terbatas.
3. Tidak menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu.
4. Bertugas memberikan jawaban.
 
●Filsafat :
1. Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. Mencari prinsip – prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan.
2. Keseluruhan yang ada
3. Menilai obyek renungan dengan suatu makna, misalkan, religi, kesusilaan, keadilan, dan sebagainya.
4. Bertugas mengintegrasikan ilmu – ilmu.

●Ilmu Pengetahuan :
1. Ilmu pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia.
2. Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.
3. Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental.
4. Ilmu pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis dari pengetahuan empiris.

Tokoh dan Macam-macam Aliran Filsafat

A. Tokoh-tokoh Aliran Filsafat

●Tokoh Idealisme
1. J.G. Fichte (1762-1814 M)
2. G.W.F Hegel (1798-1857 M)

●Tokoh Materialisme
1. Karl Marx (1818-1883)
2. Thomas Hobbes (1588-1679 M)
3. Hornby (1974)
4. Van Der Welj (2000)

●Tokoh Eksistensialisme
1. Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855)
Tokoh Dualisme
1.Thomas Hyde (1700)
2. Plato (427-347 SM)

●Tokoh Strukturalisme
1. Michel Foucault (1926-1984)
Tokoh Empirisme
1. Francis Bacon
2. Thomas Hobbes

●Tokoh Rasionalisme
1. Rene Descartez
2. John Locke
3. Basedow
4. JJ Roseau

●Tokoh Kritisme
1. Emmanuel Kant
Tokoh Konstruktivisme
1. Giambattista Vico

B. Macam-macam Aliran Filsafat

1. Materialisme adalah paham yang memahami bahwa esensi kenyataan termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik.

2. Idealisme adalah kebalikan dari materialisme yaitu lebih menekankan pada "idea" dunia roh. Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah bersifat spiritual.

3. Dualisme adalah ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing substansi bersifat unik dan tidak dapat direduksi, misalnya substansi adi kodrati dengan kodrati, Tuhan dengan alam semesta, roh dengan materi, jiwa dengan badan dan lain-lain.

4. Eksistensialisme aliran filsafat yang menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain tidaklah sama.

5. Strukturalisme adalah aliran filsafat yang hendak memahami masalah yang muncul dalam sejarah filsafat.

6. Empirisme aliran ini berpedoman pada kepercayaan yang telah dilalui melalui pengalaman.

7. Humanisme merupakan aliran yang bersifat individu lebih mengutamakan dan memberikan kemerdekaan dalam berpikir.

8. Rasionalisme akal merupaka satu-satunya sumber pengetahuan yang bisa dijadikan landasan dalam bertindak dan menentukan segala sesuatu.

9. Kritisme merupakan aliran yang menjadi penghubung antara pandangan rasionalisme dan pandangan empirisme.

10. Konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh hanya dengan bersikap pasif namun harus dibangun secara aktif.

Selasa, 18 Oktober 2016

Pengertian Filsafat serta Cabang-cabang Filsafat dan Aliran-alirannya

A. Pengertian Filsafat
Istilah filsafat dalam bahasa Indonesia mempunyai padanan "falsafah" dalam kata Arab. Sedangkan menurut kata Inggris "philosophy" kata Latin "philosophie", yang kesemuanya itu diterjemahkan dalam kata Indonesia yaitu Filsafat.

Menurut Harun Nasution, istilah "falsafah" berasal dari bahasa Yunani "philein" dan kata arti "cinta" dan "sophos" dalam arti hikmah.
Istilah filsafat berasal dari bahaya Yunani, bangsa Yunanilah yang mula-myla berfiksafat seperti lazimnua dipahami orang sampai sekarang. Kata ini bersifat makemuk, berasal dari kata "philos" yang berarti "sahabat" dan bahasa Belanda, atau "wisdom" kata Inggris, dan hikmat menurut kata Arab.
Maka philosophia menurut arti katanya berarti cinta pada pengetahuan yang bijaksana.

Jadi istilah filsafat pada mulanua merupakan suatu istilah yang secara umum dipergunakan untuk menyebutkan usaha ke arah keutamaan mental (the pursuit of mental execellence).

B. Lingkup Pengertian Filsafat
Filsafat memiliki bidang bahasan yang sangat luas yaitu segala sesuatu baik yang bersifat konkrit maupun yang bersifat abstrak.
Maka untuk mengetahui lingkup pengertian filsafat, terlebih dahulu perlu dipahami objek material dan formal filsafat sebagai berikut :

●Objek Material Filsafat
Yaitu, objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik bersifat material konkrit seperti, manusia, alam, benda, binatang dan lain sebagainya, maupun sesuatu yang bersifat abstrak misalnya nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain sebagainya.

Objek Formal Filsafat
Adalah cara seseorang peneliti terhadap objek material tersebut, suatu objek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berneda. Oleh karena itu terdapat berbagai macam sudut pandang filsafat yang merupakan cabang-cabang filsafat, antara lain dari sudut pandang nilai terdapat bidang aksiologi, dari sudut pandang pengetahuan terdapat bidang epistemologi, keberadaan bidang ontologi, tingkah laku baik dan buruk bidang etika, keindahan bidang estetika dan masih terdapat sudut pandang lainnya yang lebih khusus misalnya filsafat sosial, filsafat hukum, filsafat bahasa dan sebagainya. Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut maka lingkip pengertian filsafat menjadi sangat luas.

C. Cabang-cabang Filsafat dan Aliran-alirannya
Sebgaaimana ilmu lainnya filsafat memiliki cabang-cabang yang berkembang sesuai dengan persoalan filsafat yang dihadapi manusia. Persoalan-persoalan tersebut kemudian diupayakan pemecahannya oleh para filsuf secara sistematis dan rasioanal. Maka muncullah cabang-cabang filsafat tersebut dan berkembang terus sesuai dengan pemikiran dan oroblema yang dihadapi oleh manusia.

Cabang-cabang filsafat yang tradisional terdiri atas empat yaitu: logika, metafisika, epistemologi dan etika. Namun demikian berangsur-angsur berkembang sejalan dengan persoalan yang dihadapi oleh manusia.

Maka untuk mempermudah pemahanam kita perlu diutarakan cabang-cabang yang pokok :
Metafisika : yang berkaitan dengan persoalan tentang hakikat yang ada (segala sesuatu yang ada)
•Epistemologi : yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
•Metodologi : yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode ilmiah
•Logika : yang berkaitan dengan persoalan penyimpulan
•Etika : yang berkaitan dengan persoalam moralitas
•Estetika : yang berkaitan dengan persoalam keindahan

Sabtu, 15 Oktober 2016

Cinta Itu Fitrah

Tidak ada yang salah jika kita manusia biasa memiliki cinta❤  karena cinta adalah anugerah. Dengan cintalah yang memanusiakan manusia, mewarnai kehidupan dan menerbitkan harapan. Tidak masalah ada cinta pada diri manusia dan tidak pernah juga Allah mengkaruniakan cinta untuk menyiksa. Allah turunkan cinta agar dua insan dapat bersama dalam satu bahtera asa.

Cinta adalah pemberian Allah dan karunia-Nya. Allah menanamkan rasa cinta pada jiwa kita sebagai bentuk dari rasa cinta-Nya kepada kita agat kita berpikir tentang-Nya.

❤Allah yang menjadikan rasa cinta antara jenis yang berlawanan, sama seperi Allah jadikan rasa cinya mansudia terhadap apa pun yang di inginkan di dunia❤

CINTA bagi manusia adalah bagian dari fitrah, bagian dalam naluri-naluri, al-gharâ'iz. Al-Gharâiz adalah naluri-naliri yang tidak dapat diindra mata, namun terdapay pada manusia dan ia menuntut pemenuhan.

Al-Gharâ'iz jadi naluri untuk mempertahankan eksistensi dan berorientasi pada diri sensiri (gharîzah baqa'), seperti rasa ingin dihargai, takut bila merasa terancam, dan lainnya. Bila nakuri untuk melanjutkan keturunan (gharîzah nau'), seperti rasa sayang terhadap orangntua dan anak, saudara, ataupun lawan jenis. Bisa pula mewujud dalam naluri untuk menyucikan sesuatu (gharîzah tadayyun), seperti rasa takjub melihay sesuatu yang agung ataupun naluri beragama itu sendiri.

❤CINTA ❤
Sebagaimana yang telah kita bahas adalah gharîzah nau', dan sebagaimana naluri-naluri yanh lain, ia menuntut pemenuhan. Maka wajar saat seseorang sudah balig, ia mulai merasakan naluri ini. Bukan sebagai tanda yang salah, namun sebegai indikasi bahwasanya ia sudah siap melanjutkan keturunan manusia.

Bila cinta adalah karunia Allah Swt., mustahil Allah menurunkan sesuatu yang buruk

Cinta bisa dimaknai sebagai potensi maksiat, juga bisa dimaknai sebagai potensi hasrat.

Makna cinta itu luas, maka jangan disempitkan dengan syahwat, kasih sayang itu terlalu tinggi untuk direndahkan hanya dengan baku maksiat. Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih. Cinta dari seorang suami kepada istrinya dan sebaliknya, dari ayah-bunda ke anak dan sebalikmya, sesama saudara, sesama manusia, dan seterusnya.

Islam tidak pernah mengharamkan cinta, Islam mengarahkan cinya agar ia berjalan pada koridor yang semestinya. Islam mengatur bagaimana menunaikan cinta kepada orangtua, cinta kepada saudara seiman, cinta kepada sesama manusia, dan juga cinta kepada lawan jenis. Bila kita bicara cinta diantara lawan jenis, satu-satunya jalan adalah pernikahan yang dengan semuanya cunta jadi halal dan penuh keberkahan.

SEBALIKNYA, Islam melaranh keras segala bentuk interaksi yang tidak halal. Bukan karena apa pun tapi karema Islam adalah agama yang memuliakan manusia dengan mencegah kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada manusia itu sendiri. Cinta yang tidak semestinya, cinya yang tidak halal, itulaj jenis cinta yang MERUSAK.

Sialnya😩 kamu Muslim kini hidup dalam lingkungan masyarakat uanh sebagian besar salah kaprah dalam memahami cinta. Kita hidup dalam masyarakat yang mendewakan kepuasan badani melewai eksploitas seksual yanh mereka kita sebagi cinta.

Tidam dikenal lahi kesaklaran pernikahan dan kesucian diri, apalagi kehormatan dan kemuliaan jiwa. Semua sudah berganti dengan pergaulan bebas. Ada yang meyebutnya pacaran, teman tapi mesra, ada pula yang memberi alasan dalam kakak-adik, teman dekat ataupun yang lainnya.

Apapun namanya, mereka berusaha memuaskan rasa senang kepada lawan jenis dengan cara-cara yang mereka kira Allah tiada menghisabnya

Sayangnya, semua alasan yang dikemukakan, kelak tidak akan bisa terucap. Karena dihadapan Allah akan bersaksi seluruh bagian tubuh walau lisan kita mengemukakan alasan dan pembenaran.

Sedari diri mari mendidik cinta agar ia berani dalam taat, bukan direndahkan oleh maksiat. Ajarkan cinya agar ia membuat pemiliknya terhormat, bukan nista yang ditanggung karena terbuai perbuatan terlaknat.






Referensi buku : FELIX Y. SIAUW visual Emeralda Noor Achni

Selasa, 11 Oktober 2016

Hubungan/Korelasi Filsafat dan Pendidikan, dan Mengapa di pendidikan Terdapat Filsafat

Hubungan Filsafat dan Pendidikan, dan Mengapa di pendidikan Terdapat Filsafat

Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan horizontal. Istilah ini juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan hozisontal, meluas kesamping yaitu hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan sintesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problema-problema pendidikan dan pengajaran. Filsafat pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran atau pendekatan filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.

Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan tingkat penguasaan atau keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.
Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada khususnya. Dalam buku filsafat pendidikan karangan Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi mengemukakan bahwa Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat dan pendidikan sangat erat sekali antara yang satu dengan yang lainnya. Kuatnya hubungan tersebut disebabkan karena kedua disiplin tersebut menghadapi problema-problema filsafat secara bersama-sama.

Pendidikan dianggap sebagai wahana terbaik bagi pewarisan dan pelestarian nilai-nilai yang nyatanya sekedar yang resmi, sedang berlaku dan direstui bahkan wajib diajarkan di semua sekolah dengan satu penafsiran resmi yang seragam pula.  Dinamika sistem pendidikan yang berlangsung di Indonesia dalam berbagai era kesejarahan akan menguatkan pandangan ini, betapa dunia pendidikan memiliki keterkaitan sangat erat dengan kondisi sosial-politik yang tengah dominan. Filsafat yang dijadikan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek dan kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan.

Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat merupakan ide-ide dan idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia.

Menurut Ali Saifullah, antar filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan terdapat hubungan yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatian dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah, yaitu:
•Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan.
•Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.

Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.

Cara kerja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia, di mana pendidikan merupakan salah satu aspek dari kehidupan tersebut, karena hanya manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan membutuhkan filsafat. Mengapa pendidikan membutuhkan filsafat? Karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak terbatasi oleh pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan yang faktual, tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Seorang guru, baik sebagai pribadi maupn sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat dan filsafat pendidikan karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan. Pendidikan tidak dapat dimengerti sepenuhnya tanpa mengetahui tujuan akhirnya. Tujuan akhir pendidikan perlu dipahami dalam kerangka hubungannya dengan tujuan hidup tersebut, baik tujuan individu maupun tujuan kelompok. Guru sebagai pribadi, memiliki tujuan dan pandangan hidupnya. Guru sebagai warga masyarakat atau warga negara memiliki tujuan hidup bersama. Hubungan filsafat dengan pendidikan dapat kita ketahui, bahwa filsafat akan menelaah suatu realitas dengan lebih luas, sesuai dengan ciri berpikir filsafat, yaitu radikal, sistematis, dan universal. Konsep tentang dunia dan pandangan tentang tujuan hidup tersebut akan menjadi landasan dalam menyusun tujuan pendidikan.
Filsafat pendidikan harus dapat menjawab empat pertanyaan pendidikan secara menyeluruh, yaitu:
1. Apakah pendidikan itu?
2. Mengapa manusia harus melaksanakan pendidikan?
3. Apakah yang seharusnya dicapai oleh pendidikan?
4. Dengan cara bagaimana cita-cita pendidikan yang tersurat maupun yang tersirat dapat dicapai?

Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan. Hal tersebut akan mewarnai perbuatan mereka secara arif dan bijak, menghubungkan usaha-usaha pendidikannya dengan falsafah umum, falsafah bangsa dan negaranya. Pemahaman akan filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Filsafat pendidikan juga secara vital berhubungan dengan pengembangan semua aspek pengajaran. Dengan menempatkan filsafat pendidikan pada tataran praktis, para guru dapat menemukan berbagai pemecahan pada banyak permasalahan pendidikan.

Lima tujuan filsafat pendidikan dapat mengklarifikasi bagaimana dapat berkontribusi pada pemecahan-pemecahan tersebut:
1. Filsafat pendidikan terkait dengan peletakan suatu perencanaan, apa yang dianggap sebagai pendidikan terbaik secara mutlak.
2. Filsafat pendidikan berusaha memberikan arah dengan merujuk pada macam pendidikan yang terbaik dalam suatu konteks politik, sosial, dan ekonomi.
3. Filsafat pendidikan dipenuhi dengankoreksi pelanggaran-pelanggaran prinsip dan kebijakan pendidikan.
4. Filsafat pendidikan memusatkan perhatian pada isu-isu dalam kebijakan dan praktek pendidikan yang mensyaratkan resolusi, baik dengan penelitian empiris ataupun pemeriksaan ulang rasional.
5. Filsafat pendidikan melaksanakan suatu inkuiri dalam keseluruhan urusan pendidikan dengan suatu pandangan terhadap penilaian, pembenaran, dan pembaharuan sekumpulan pengalaman yang penting untuk pembelajaran. Terdapat suatu hubungan yang kuat antara perilaku seorang guru dengan keyakinannya mengenai pengajaran danpembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang bermanfaat untuk diketahui. Terlepas di mana seseorang berdiri berkenaan dengan kelima dimensi pengajaran tersebut, guru harus tahu perlunya merefleksikan secara berkelanjutan pada apa yang ia sangat yakini dan kenapa ia meyakininya.

Model evaluasi, dan Model Pembelajaran dalam IPA

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Sesuai amanat KTSP, bahwa model pembelajaran merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakab suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik. Melalui pembelajaran IPA, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerakan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara meneyluruh (holistic), bermakana, otentik, dan aktif. Cara pengemasan penagalaman belajar yang dirancang oleh guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif.
Pembelajaran adalah sebuah proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik, yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran merupakan interaski semua komponen atau unsure yang terdapat dalam pembelajaran, yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Proses pembelajaran tentu merupakan sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan yang aptut diperhatikan, direncanakan, dan dipersiapkan oleh pendidik, karena memang mencakup perencanaan tujuan, penentuan bahan, pemilihan metode yang tepat, dan bagaimana mengevaluasi hasil-hasil dari pembelajaran tersebut. Salah satu komponen pembelajaran adalah metode interaktif. Pada intinya, metode pembelajaran interaktif adalah penjabaran dari pola pembelajaran kolaboratif, yang menuntut adanya kerja sama dan interaksi antara para siswa dalam emmbahas suatu materi pelajaran bersama dengan guru di dalam kelas. Jadi, metode pembelajaran interaktif adalah metode pembelajaran yang menunjukkan adanya interaksi antara guru dan siswa yang menyenangkan dan memberdayakan. Dalam hal ini, menyenangkan dan memberdayakan dapat terwujud apabila interaksi tersebut dapat berjalan dengan memadukan prinsip pendidikan dan hiburan (edutainment), sehingga siswa merasa terhibur dan bisa belajar tanpa ia sadari. Sebab, pada dasarnya, manusia itu akan lebih focus dan menerima dnegan lebih cepat jikan diberikan pengajaran yang menyenangkan, menghibur, dan menggugah minat dan hasrat siswa untuk mengikuti pembelajaran yang baik.
  1. Rumusan Masalah

  1. Apakah yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan Alam?
  2. Apa sajakah karakteristik kajian pengetahuan alam?
  3. Apakah yang dimaksud dengan model evaluasi pembelajaran?
  4. Apa sajakah metode pembelajaran IPA?
  5. Apakah jenis permainan yang bisa dijadikan sebagai metode pembelajaran (strategi) dalam kelas?

  1. Tujuan Penulisan

  1. Dapat mengetahui pengertian dari IPA.
  2. Dapat memahami karakteristik kajian IPA.
  3. Dapat mengetahui model evaluasi pembalajaran.
  4. Dapat mengetahui dan memahami metode-metode pembelajaran IPA.
  1. Dapat mengetahui, memahami, dan melakukan jenis permainan yang bisa dijadikan sebagai metode pembelajaran (strategi) dalam kelas.






BAB II
PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam scara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaa kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di harapkan dapat menjadi wahana bagi pesera didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjeljahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam atau alam sekitar.
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputu empat unsur utama yaitu :
  1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, phenomena alam, makhluk idup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru ynang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar atau secara kaa lain IPA bersifat open ended.
  2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen percobaan, evaluasi, pengkuran dan penarikan kesimpulan.
  3. Produk: berupa fakta, prinsip, teori dan hukum.
  4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dankonsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat unsur tersebut merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utu dan tidak beriorentasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajarn lebih bersifat teacher-centerd, guru hanya menyampaikan IPA sebagai prosuk dan peserta didik mengahapal informasi factual.Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kignitif yang terendah.Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya fakta dilapangan menunjukan banyak peserta didik yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri.Cara berikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikimotor.Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik perkelas yang terlalu banyak.
  1. KARAKTERISTIK KAJIAN PENGETAHUAN ALAM
IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan bereksperimen, pengamatan, dedukasi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemmpuan dalam IPA :
  1. Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati.
  2. Kemampuan untuk memperediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasi eksperimen.
  3. Dikembangkannya sifat ilmiah.
  4. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaa, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa“, “mengapa”,”bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah. Metode ilmiah dalam mempelajari IPA meliputi; mengidentifikasikan masalah, menyusun hipotesa, memperediksi kosekuensi dari hipotesis, melakukan eksperimen ntuk menguji prediksi., dan merumuskan hukum umum yang sederhana yang diorganisasikan dari hipotesis, prediksi, dan eksperimen.

  1. MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN

  1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Terpadu
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Dalam melaksankan penilaina hendaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
  1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
  2. Penilaian menggunakan acuan kriteria : berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
  3. Sistem yang direcanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
  4. Hasil penilaian yang dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tidak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedy bagi eserta didik yang pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
  5. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya: jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (ketrampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk atau hasil melakukan observasi lapangan yag berupa informasi yang dibutuhkan.

Pada pembelajaran terpadu peran evaluasi tidak berbeda dengan pembelajaran konvesional, oleh karenanya berbagai yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi pembelajaran baik yang menggunakan pendekatan terpadu maupun konvensional adalah sama. Evaluasi pembelajaran terpadu diarahkan pada evaluasi dampak instruksional dan dampak pengiring, seperti halnya kemmapuan bekerja sama, menghargai pendapat orang lain. Evaluasi proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan evaluasi hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Evaluasi proses menggunakan instrument non-tes, sedangkan evaluasi produk menggunakan instrument tes.

  1. METODE PEMBELAJARAN IPA INTERAKTIF

Ada bermacam-macam metode belajar yang bersifat interaktif, diantaranya sebagai berikut:
  1. Metode Ceramah
Metode yang memang sudah ada sejak adanya pendidikan, sehingga metode ini lebih sering digunakan dalam setiap pembelajaran dan dikenal sebagai metode tradisional.
  1. Kelebihan metode ceramah :
  1. Guru mudah menguasai kelas.
  2. Mudah dilaksanakan.
  3. Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar.
  4. Guru mudah menerangkan banyak bahan pelajaran kepada siswa.
  1. Kelemahan metode ceramah :
  1. Siswa ia lebih tanggap dari sisi visual akan merasa dirugikan, sedangkan siswa yang lebih tanggap terhadap kemampuan auditifnya, akan mendapatkan manfaat lebih besar dari metode ini.
  2. Bila terlalu lama metode ini akan membuat siswa merasa bosan.
  3. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
  4. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar siswa.

  1. Metode Eksperimen
Metode pemberian kesepakatan kepada siswa, baik secara perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Kelebihan metode eksperimen adapun beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
  1. Kelebihan metode eksperimen :
  1. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata dari guru atau buku.
  2. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan study eksplorasi (menjelajahi) ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan.
  1. Kelemahan metode eksperimen:
  1. Tidak cukupnya alat-alat atau saran untuk bereksperimen, sehingga tidak setiap siswa berkesempatan untuk mengadakan eksperimen.
  2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
  3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

  1. Metode Pemberian Tugas Dan Pembacaan (Recitation)
Dalam konteks ini, pemberian tugas berarti guru memberikan suatu tugas kepada siswa dan mengaitkannya dengan tugas-tugas yang lain. Misalnya, saat guru memberikan tugas kepada siswa dan mengaitkannya dengan tugas-tugas yang lain. Misalnya, saat guru memberi tugas membaca kepada siswa, harus ditambahkan dengan tugas-tugas lain, seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang yang ada dilingkungannya stelah membaca buku tersebut.Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dieselesaikan oleh siswa tanpa terikat tempat.
  1. Kelebihan metode penugasan :
  1. Pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
  2. Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dn keberanian dalam mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
  1. Kelemahan metode penugasan :
  1. Seringkali siswa melakukan penipuan, dimana ia hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
  2. Terkadang, tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
  3. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
  1. Metode Diskusi
Proses pembahasan suatu persoalan dengan melibatkan banyak orang, dimana hasil dari pembahasan tersebut akan menjadi alternative jawaban dalam memecahkan persoalan. Dalam hal ini, orang-orang yang terlibat didalamnya mengemukakan pandangannya sendiri-sendiri terhadap persoalan yang dilontarkan.
  1. Kelebihan metode diskusi :
  1. Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan.
  2. Menyadarkan para siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka bisa saling mengemukakan pendapat secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
  3. Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat oranglain, sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
  1. Kelemahan metode diskusi :
  1. Tidak dapat dIPAkai pada kelompok yang besar.
  2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
  3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
  4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

  1. Metode Latihan
Metode yang digunakan guru untuk mengajar dalam upaya menanamkan berbagai kebiasaanatau ketermapilan tertentu kepada para siswa. Dengan begitu, mereka akan menguasai keterampilan atau kebiasaan baru, sehingga dapat dijadikan bekal dalam kehidupan mereka kelak.
  1. Kelebihan metode latihan :
  1. Siswa dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melapalkan huruf, membuat dan meggunakan alat-alat.
  2. Siswa dapat memperoleh kecakapan mental, misalnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan dan sebagainya.
  3. Siswa dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan ataupun kecepatan dalam pelaksanaan.
  1. Kelemahan metode latihan :
  1. Menghambat bakat dan inisitif siswa, karena ia lebih banyak dibawa pada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
  2. Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan.
  3. Terkadang, latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan membosankan.
  4. Dapat menimbulkan verbalisme.

  1. Metode Simulasi
Cara penyajian pelajaran dengan meng-gunakan situasi tiruan untuk meng-gambarkan situasi sebenarnya.
  1. Tujuan Metode simulasi :
    1. Melatih keterampilan tertentu yang besifat praktis dalam kehidupan sehari-hari.
    2. Mengembangkan sikap percaya diri pada anak.
    3. Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
    4. Melatih siswa memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat digunakan.
    5. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.
    6. Meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa.

  1. Keuntungan Metode Simulasi :

    1. Menciptakan kegairahan siswa untuk belajar.
    2. Memupuk daya cipta siswa.
    3. Melatih keberanian siswa tampil di depan orang banyak.
    4. Siswa mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya yang kemungkinan terpendam dengan pengajaran dengan metode lain.
    5. Dapat ditemukan siswa yang bakat berakting (jika ada).

  1. Kekurangan Metode Simulasi :
  1. Memerlukan pengelompokkan siswa yang fleksibel dan ruang yang tidak selalu tersedia.
  2. Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan.
  3. Suasana simulasi seringkali berubah menjadi ajang tempat bermain.
  4. Memerlukan imajinasi yang tinggi bagi guru dan siswa.
  5. Jika ada siswa yang merasa malu, ragu atau tidak percaya diri, maka ini akan menghambat tercapainya tujuan simulasi.
7. Metode Tanya-Jawab
Cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah (two way traffic).
  1. Tujuan Metode Tanya Jawab :
    1. Mengecek dan mengetahui sejauhmana penguasaan materi oleh siswa.
    2. Memberikan kesempatan pada siswa untk membahas  materi pelajaran yang belum dipahami.
    3. Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar bagi siswa.
    4. Melatih siswa berpikir dan berbicara secara sistematis.
8. Metode Kerja Kelompok
Metode mengajar dengan meng-kondisikan siswa dalam group atau kelompok yang diberikan tugas kelompok.
  1. Tujuan :
    1. Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa.
    2. Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual siswa dalam proses belajar mengajar.
    3. Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil proses belajar mengajar secara berimbang.
    4. Memungkinkan siswa dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu kesatuan tugas.
    5. Memungkinkan siswa berusaha mencari bahan dan alat untuk mengerjakan tugas.
    6. Membuat siswa aktif.

  1. Kelebihan Metode Kerja Kelompok
  1. Membuat siswa aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya.
  2. Menggalang kerjasama dan kekompakan dalam kelompok.
  3. Mengembangkan kepemimpinan siswa dan melatih keterampilan berdiskusi.
  4. Merugikan siswa yg pasif.
  5. Memerlukan fasilitas belajar yg beragam.
9. Metode Demonstrasi
Cara penyajian pelajaran dengan cara mempertunjuk-kan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu baik benda asli maupun benda tiruan.
  1. Tujuan metode demonstrasi :

  1. Memperlihatkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa.
  2. Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
  3. Mengembangkan kemampuan indera penglihatan dan indera pendengaran siswa.

  1. Keuntungan Metode Demonstrasi :
    1. Pelajaran bisa menjadi lebih jelas sehingga terhindar dari verbalisme.
    2. Memudahkan siswa memahami materi pelajaran.
    3. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
    4. Melatih kemampuan mengamati siswa.
    5. Ada materi pelajaran lain yang tidak bisa disajikan dengan metode lain.

  1. Kerugian Metode Demonstrasi :
    1. Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
    2. Memerlukan banyak waktu.
    3. Kekurangan sumber belajar yang terjadi pada sekolah seringkali mengakibatkan metode ini tidak bisa diterapkan.

  1. JENIS PERMAINAN YANG BISA DIJADIKAN SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN (STRATEGI) DALAM KELAS

  1. Permainan Think, Pair, And Share adalah permainan yang sangat menarik dan menantang, karena dalam permainan ini ada pendalaman materi yang akan membuat siswa mampu menguasai atau mendalami sebuah materi yang dibahas dengan lebih baik. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menyelenggarakan permainan ini sebagai berikut :
  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan oleh guru.
  3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok berpasangan) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
  4. Guru memimpin siding pleno kecil untuk berdiskusi, lalu tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
  5. Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan oleh para siswa.
  6. Guru memberi kesimpulan.
  7. Penutup.

  1. Permainan Artikulasi adalah permainan yang membuat siswa menjadi aktif dan berani mengutarakan pendapatnmya. Selain itu, permainan ini akan memberikan keterampilan berbicara dan berani tampiluntuk menyampaikan apa yang telah dipelajarinya, sehingga ia akan lebih mampu untuk menyerap materi pelajaran dengan baik. Berikut langkah yang bias dilakukan guru dalam permaiann ini :
  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru menyajikan matreri sebagaimana biasanya.
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
  4. Menugaskan salah satu dari siswa pasangan itu untuk menceritakan materi yang baru diterima dari guru, kemudain pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, lalu berganti peran. Begitu juga dengan kelompok lainnya.
  5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak untuk menyampaikan hasil wawacarannya dengan teman pasangan, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawacarannya.
  6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami oleh siswa.
  7. Terakhir, guru menyampaikan kesimpulan pertemuan pada hari itu, lalu menutup pembelajaran.

  1. Permainan Mind Mapping sangat baik dilakukan untuk mengenal sampai sejauh mana pengtehuan siswa terhadap suatu materi. Selain itu, permaianan ini juga bisa digunakan untuk mendapatkan berbagai alternative jawaban dari suatu persolan pada susatu matei pelajaran. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapiu oleh siswa, dan sebaiknya permasalahan tersebut mempunyai alternative jawaban.
  3. Guru kemudian membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 2-3 siswa.
  4. Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternative jawaban dari hasil diskusi.
  5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis, lalu mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
  6. Dari data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru member perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
  7. Setelah semuanya selesai, kemudain guru mengevaluasi dan menutup pembelajarannya.

  1. Permainan Tebak Kata juga sangat menarik untuk diberikan kepada siswa dalam pebelajaran sebuah materi pelajaran. Dalam strategi pembelajaran ini, ada media atau alat bantu yang harus digunakan. Media tersebut harus dibuat oleh guru dengan cara sebagai berikut ;
  • Buatlah kartu ukuran 10 x 10 cm dan siislah cirri-ciri atau kata-katra lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak. Selanjutnya, bua kartu ukuran 5 x 2 cm untuk menulis kata-kata atrau sitilah yang mau ditebak (kartu kemudian dilipat dan ditemepl pada dahi atau diselipkan pada telinga).

Adapun langkah-langkah yang bias dilakukan untuk memainkan strategi ini sebagai berikut :
  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru menyuruh siswa berdiri secara berpasangan di depan kelas.
  3. Seorang siswa diberi kartu berukuran 10 x01 cm yang akan dibacakan pada pasangannya. Sedangkan, pasangannya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat), kemudian ditempelkan pada dahi atau diselipkan pada telinga.
  4. Sementara siswa yang membawa kartu berukuran 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis di dalamnya, pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm tersebut. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan pada dahi atau telinga.
  5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu), maka pasangan ini boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditentukan, boleh mengarahkan dengan kata-kata lain, asalkan jangan langsung memberi jawabannya.
  6. Begitu seterusnya hingga semua siswa endapatkan kesempatan menjalankan permainan ini.


Berikut contoh isi kartu tersebut :
Pertanyaan : Ia memiliki kemampuan membuat makanan sendiri (fotosintesis).
          Ia memiliki klorofil.
          Ia berada dimana-mana, banyak disekitar kita.
Ia memiliki daun, batang, akar dan terkadangan ada yang berbunga dan      berbuah.
          Siapakah ia?
Jawaban : Tumbuhan.
Itulah beberapa metode / strategi pembelajaran yang mengandung unsure edutainment, yang tentu akan sangat menarik bagi para siswa untuk mengikutinya. Hal ini bisa dijadikan sebagai sebuah terobosan baru untuk mebuat siswa merasa nyaman dan senang dalam belajar di dalam kelas.










BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengaplikasikan strategi belajar yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ada banyak metode yang dapat disampaikan oleh guru saat proses belajar-mengajar yaitu metode ceramah, eksperimen, penugasan, diskusi, latihan, tanya-jawab, simulasi, demonstrasi, dan kerja kelompok.

  1. Saran

Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa dan tidak membosankan. Setelah membaca makalah ini, disarankan kita dapat menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan optimal.











Daftar Pustaka

Hamid Sholeh. Metode Edutainment. 2013. Yogyakarta : DIVA Press.