اسلام عليكم ورحمةالله وبركته
Setelah membaca buku mengenai "Pacaran " yang dilarang oleh islam, dan cerita-cerita berdasarkan orang-orang, Saya sadar bahwa pacaran itu sangat merugikan terutama pada pihak perempuan. Apalagi setelah si pria puas menggerayangi bagian-bagian intim perempuan.
Dikutip dari sebuah cerita real yang ditulis oleh seseorang x (yang tidak ingin disebutkan namanya) dari buku #UdahPutusinAja dia bercerita bahwa :
Saya jadi sangat menyesal telah melakukan perbuatan seperti yang saya lakukan dulu. Saya baru putus beberapa hari lalu dengan pacar saya karena saya mengganggap hubungan ini sudah sangat tidak wajar.
Saya kemarin berpacaran dengan teman SMP saya. Waktu SMP dia pernah menyatakan cintanya kepada saya, tetapi saat itu saya menolaknya. Sekarang, saya dan dia sama-sama sudah kuliah di satu kampus. Kami mulai dekat kembali dan berpacaran.
Dia pernah mengatakan mau berhubungan intim untuk pertama kalinya dengan saya. Dia bilang "Umurku 20 tahunan, tapi aku belum pernah ngerasain ML, aku pengen pertama kali ngelakuinnya sama kamu. Temen-temenku hampir semua udah pernah ngelakuin. Aku pengen ngerasain pertama sama kamu".
Lalu saya jawab, "Nggak mau, ini buat suami aku nantinya".
Terus dia jawab, "Kamu nggak percaya nantinya aku bakal jadi suami kamu?"
Saya bilang, "Kita belum tahu ke depannya hubungan kita jadi atau nggak, bisa aja kan tiba-tiba putus?"
Dia berani minta melakukam hubungan intim di awal pacaran, minggu pertama pacaran. Di situ saya menolak habis-habisan.
Suatu ketika, saya pergi menonton midnight sama dia. Pas di bioskop dia ngajakin saya ke hotel, tetapi saya nggak mau. Pulangnya karena sudah malam sekitar jam 12 malam, dia meminta untuk ngobrol diatas balkon rumah saya. Nah, dari situ awal mulanya saya memberikan kehormatan saya untuk dia.
Entah setan mana yang merasuki saya, setelah kejadian itu saya langsung menangis. Dia bilang dia janji nggak akan ninggalin saya. Karena di awal pacaran dia bilang nggak ada kata putus, saya percaya dengan ucapannya.
Tiga kali saya melakukan perzinaan itu, keempat kalinya dia meminta, saya tidak mau karena saya baru melihat tweet-tweet seorang ustad melalui medsos mengenai pacaran. Pada saat itu saya menolak, dia marah sekali.
Saya nanya, "Kamu serius nggak sama hubungin ini?"
Dijawab sama dia, "Ribet banget sih lu, tinggal jalanin doang"
Saya mulai menyadari bahwa semua ucapan yang pernah dia katakan kepada saya itu bohong. Katanya mau serius, katanya nggak mau ada kata putus. Katanya pacaran nggak mau kaya anak kecil yang sebentar-sebentar putus.
Dia marah dan ngambek sama saya karena tidak dikasih. Saya didiemin sampai tiga atau empat hari. Saya telepon nggak diangkat, sms nggak dibales, BBM juga nggak dibales, sekalinya dibaca nggak dibales.
Akhirnya saya berkeputusan untuk bercerita dengan seorang ustad. Saya takut banget ditinggalin sama dia, ustad. Dia yang mengambil keperawanan saya, dia yang pertama kali menggerayangi seluruh tubuh saya. Saya ingin mempertahankan hubungan ini dengan harapan dia bisa berubah, mau untuk tidak berbuat seperti ini lagi.
Tetapi, sikap dia mulai berubah. Semakin dingin dan cuek, tidak care sama saya. Dan yang menurut saya lebih menyakitkan, dia tidak mau memperkenalkan saya dengan orangtuanya, main kerumahnya saja tidak boleh. Saya mulai nggak kuat ngadepin dia.
Saya mengakhiri hubungan dengan rasa penyesalan yang teramat dalam. Kalau saja saya tidak menyerahkan kehormatan saya untuk lelaki seperti dia, mungkin saya tidak akan seperti ini.
Saya minta saran dari ustad untuk melakulan tobat apa?
Apakah ada niatan untuk shalat taubat? Atau cukup shalat 5 waktu?
Lalu, bagaimana jika ada seorang pria yang berpacaran serius dengan saya dan mengajak saya menikah, apakah saya harus bilang kalo saya tidak perawan lagi?
Sekian. Terimakasih, ustad sudah menyempatkan mendengarkan curahan hari saya. Mohon maaf dengan perbuatan yang hina ini.
Dari cerita di atas ☝☝
Apa yang teman-teman pembaca rasakan surel atau cerita tadi? Marah, geram, sedih, prihatin? Yang jelas buat stres dan depresi
Subhanallah ukhti.
BalasHapus