Senin, 10 Oktober 2016

Suku Kata, Kata Depan, Dan Partikel



Penulisan Kata
A.      Suku Kata
1.             Pemenggalan kata dalam kata dasar dilakukan berdasarkan ketentuan berikut ini.
a.         Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan maka pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut.
Contoh:
Ø  Bu-ah
Ø  Ma-in
Ø  Ni-at
Ø  Sa-at
b.        Huruf diftong ai, au, dan oi tidak dapat dipenggal.
Contoh:
Ø  Pan-dai
Ø  Au-la
Ø  Sau-da-ra
Ø  Am-boi
c.         Jika di tengah kata dasar ada huruf  konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut.
Contoh:
Ø  Ba-pak
Ø  La-wan
Ø  De-ngan
Ø  Ke-nyang
Ø  Mu-tak-hir
Ø  Mu-sya-wa-rah
d.        Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan maka pemenggalan dilakukan di antara dua huruf  konsonan tersebut.
Contoh:
Ø  Ap-ril
Ø  Makh-luk
Ø  Man-di
e.         Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih dan masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya di lakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan kedua.
Contoh:
Ø  Ul-tra
Ø  In-fra
Ø  Ben-trok
Ø  In-stru-men
Catatan:
1)        Gabungan huruf  konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Contoh:
Ø  Bang-krut
Ø  Bang-sa
Ø  Ba-nyak
Ø  Ikh-las
Ø  Sang-gup
2)        Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu huruf (vokal) di awal atau akhir baris.
Contoh:
Ø  I-tu
Ø  Se-ti-a
2.             Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara bentuk dasar dan imbuhan atau partikel tersebut.
Contoh:
a.         Ber-jalan
b.        Mem-bantu
c.         Di-ambil
d.        Ter-tawa
e.         Per-buat
f.          Makan-an
Catatan:
1)             Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.
Contoh:
Ø  Me-nu-tup
Ø  Me-ma-kai
Ø  Me-nya-pu
Ø  Pe-nga-rang
2)             Akhiran –i tidak dipisahkan pada pergantian baris.
3)             Pemenggalan kata bersisipan dilakukan pada kata dasar.
Contoh:
Ø  Ge-lem-bung
Ø  Ge-mu-ruh
Ø  Te-lun-juk
4)             Pemenggalan tidak dilakukan pada suku kata yang terdiri atas satu konsonan.
Contoh:
Ø  Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan.
Ø  Walaupun Cuma-Cuma, mereka tidak mau mengambil makanan itu.
3.             Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dilakukan diantara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur dipenggal seperti pada kata dasar.
Contoh:
Bio-grafi            bi-o-gra-fi
Bio-data             bi-o-da-ta
Foto-grafi          fo-to-gra-fi
Foto-kopi           fo-to-ko-pi
4.             Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah). Adapun unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisah.

B.       Kata depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Contoh:
a.         Bermalam sajalah di sini.
b.        Di mana dia sekarang?
c.         Kain itu disimpan di dalam lemari.
d.        Mereka berangkat ke sekolah.
e.         Ia datang dari surabaya kemarin.
Catatan:
Kata yang dicetak miring dalam beberapa kalimat berikut ditulis serangkai.
Contoh:
Ø  Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Ø  Dia lebih tua daripada saya.
Ø  Dia masuk, lalu keluar lagi.
Ø  Bawa kemari gambar itu.
Ø  Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.

C.      Partikel
1.             Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
a.         Rawatlah buku itu dengan baik!
b.        Apakah yang tersirat di dalam surat itu?
c.         Siapakah gerangan dia?
d.        Apatah manfaat bersedih hati?
2.             Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
a.         Apa pun permasalahannya, ia dapat mengatasi secara bijaksana.
b.        Hendak pulang larut malam pun sudah ada kendaraan.
c.         Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
d.        Jika ayah membaca di teras maka adik pun membaca di tempat itu.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu sehingga ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Ø  Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Ø  Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikannya.
Ø  Walaupun sederhana, rumah itu tampak indah.
3.             Partikel per yang berarti “demi”,”tiap”,atau “mulai” ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
a.         Mereka masuk ke dalam ruang ujian satu per satu.
b.        Harga kain itu Rp.50.000,00 per helai.
c.         Karyawan perusahaan mendapat kenaikan gaji per 1 januari.
Catatan:
Partikel per dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya.


Kesimpulan

Suku kata adalah penggalan-penggalan bunyi dari kata dalam satu ketukan atau satu hembusan nafas. Kata rumah akan diucapkan ru dan mah, kata berenang akan diucapkan be, re, dan nang jika kedua kata itu diucapkan dengan cara sepenggal- sepenggal.
Kata depan yaitu kata-kata yang secara sintaksis diletakan sebelum kata benda, kata kerja atau kata keterangan dan secara semantis kata depan menandakan berbagai hubungan makna antara kata depan dan kata yang ada dibelakangnya.
Partikel atau kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri.


Daftar Pustaka

Bernando, Rahardian. 2015. Kitab Lengkap EYD. Yogyakarta: DIVA Press











Lampiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar