Sabtu, 01 Oktober 2016

Teori Belajar #Part1

Dalam artikel kali ini, saya akan membahas mengenai apa itu teori belajar?
Dan ada juga menurut para ahli yang mengunkapkan apa itu teori belajar
#TeoriBelajar #Part1

Pengertian Teori Belajar

Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Teori belajar atau teori perkembangan mental menurut Ruseffendi (1988) adalah berisi uraian tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental peserta didik. Sementara itu, pengertian tentang belajar itu sendiri berbeda-beda menurut teori belajar yang dianut seseorang. Menurut pandangan modern menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan mental seseorang sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut dapat dilihat ketika siswa memperlihatkan tingkah laku baru, yang berbeda dari tingkah laku sebelumnya. Selain itu, perubahan tingkah laku tersebut dapat dilihat ketika seseorang memberi respons yang baru pada situasi yang baru (Gledler, 1986). Hudoyo (1998) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam mental seseorang, sehingga terjadi perubahan tingkah laku, di mana perubahan tingkah laku tersebut bergantung kepada pengalaman seseorang.

Teori teori belajar
Dalam pembelajaran matematika terdapat beberapa teori belajar dalam pembelajarannya, yaitu :

●Teori Gestatalt
Teori ini dikemukaan oleh koffa dan kohler dari Jerman yang sekrang menjadi tenar di seluruh dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar, yaitu :
Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya
Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya
Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respons tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Gestalt menyatakan bahwa penguasaan akan diperoleh apabila ada prasyarat dan latihan hafal atau drill yang diulang-ulang sehingga tidak mengherankan jika ada topik-topik di tata secara urut seperti perkalian bilangan cacah kurang dari sepuluh ( Rosseffendi,19993:115-116).
Tokoh aliran ini adalah John Dewey.Ia mengemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini :

~ Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian
~ Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa
~ Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar

●Teori Belajar Mnurut J. Bruner
Kata Bruner bwlajat tidak untuk mengubah tingkah lau seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.
Sebab itu bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif adri setaiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula. Dalam lingkungan banyak beda pada usia yang berbeda pula. Dalam lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari siswa, hal dimana dapat di golonglan menjadi :

1. Enactive : seperti beelajar naik sepeda, yang harus didahului dengan bermacam-macam keterampilan motorik
2. Iconic : Seperti mengenal jalan ayng menuju ke pasar, mengingat dimana bukunya yang penting diketakkan
3. Symbolic : seperti menggunakan kata-kata, menggunakan formula

Dalam belajar guru perlu memperhatikan 4 hal berikut ini :
1. Mengusahakan agar setiap siswa berpartisipasi aktif, minatnya perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan tertentu
2. Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan, dan juga perlu disajikan secra sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa
3. Menganalisis sequence. Guru mengajar, berarti membimbing siswa melalui urutan pernyataan-pernyataan dari suatu maslah, sehingga siswa memperoleh pengertian dan dapat men-transfer  apa yang sedang dipelajari
4. Memebri reinforcement  dan umpan balik (feed-back). Penguatan yang optimal terjadi pada waktu ssiwa mengetahui bahwa “ia menemukan jawabannya”

●Teori Belajar dari Piaget
Pendapat piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut :
Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.
Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, meurut suatu urutan yang sama bagi semua anak
Walaupun berlangsungnya tap-tahap perkembangan itu memalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dati suatu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.
Perkembanga mental pada anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
Kemaksaan
Pengalaman
Interaksi social
Equilibration (proses dari ketiga factor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).
Ada beberapa tahap dalam perkembangan kognnitif, yaitu :
a. Tahap Sensori Motor (sejak lahir sampai dengan 2 tahun) Bagi anak yang berada pada tahap ini,pengalaman diperoleh melalui perbuatan fisik(gerakan anggota tubuh)dan sensori(koordinasi alat indra).

b. Tahap Pra Operasi(2 tahun sampai dengan7 tahun) Ini merupakan tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit.Operasi konkrit adalahberupa tindakan- tindakan kognitif seperti mengklasifikasikan sekelompok objek,menata letak benda berdasarkan urutan tertentu,dan membilang.

c. Tahap Operasi Konkrit(7 tahunnsampai dengan11 tahun) Umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami konsep kekekalan, kemampuan mengklasifikasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif, dan mampu berfikir reversible.

d. Tahap Operasi Formal (11 tahun dannseterusnya) Tahap ini merupakantahap akhir dari perkembangan kognitif secara kualitas. Anak pada tahap ini sudah mampu malakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau peristiwanya langsung, dengan hanya menggunakan simbol-simbol, ide-ide, abstraksi dan generalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar