Kamis, 24 November 2016

Seni Drama



Drama berasal dari kata Yunani yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi, kata drama dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Seraca umum, pengertian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para pemain di panggung. Selanjutnya, dalam pengertian kita sekarang, yang dimaksud drama adalah cerita yang diperagakan di panggung berdasarkan naskah. Pada umumnya, drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit. Dalam arti luas, pengertian drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung.

Sejarah drama sebagai tontonan sudah ada sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti tertulis yang bisa dipertanggung jawabkan mengungkapkan bahwa drama sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa. Sejarah lahirnya drama di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani. Keberadaan drama di negara kita juga diawali dengan adanya upacara keagamaan yang diselenggarakan oleh para pemuka agama. Intinya, mereka mengucapkan mantra dan doa.
Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang digunakannya. Dalam pembagian jenis drama, biasanya digunakan tiga dasar, yakni: berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah drama. Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:
  • Tragedi            : Drama yang penuh dengan kesedihan
  • Komedi            : Drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
  • Tragekomedi   : Perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
  • Opera               : Drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
  • Melodrama      : Drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
  • Farce                : Drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
·         Tablo                : Jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
  • Sendratari        : Gabungan antara seni drama dan seni tari.
Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
·         Drama Panggung      :Drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
·         Drama Radio             :Drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa
                                     didengarkan oleh penikmat
·         Drama Televisi          :Hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama
 televisi tidak dapat diraba.
·         Drama Film               :Drama film menggunakan layar lebar dan biasanya
 dipertunjukan di bioskop
·         Drama Wayang         :Drama yang diiringi pegelaran wayang.
·         Drama Boneka          :Para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang
 dimainkan oleh beberapa orang.

Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain:
·         Drama Tradisional    : tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
·         Drama Modern         : tontonan drama menggunakan naskah.

Jenis drama terus berkembang. Bentuk baru misalnya:
1)        Opera/ operet/ melodrama adalh drama yang memakai lagu sebagai dialognya selain percakapan biasa. Iringan music menjadi pendukung suasana. Contoh: operet yang diadakan majalah “Bobo”.

2)        Farce/ banyolan adalah bentuk pementasan drama atau teater dengan gerak lucu. Banyak kata yang diganti oleh gerak lucu. Contoh: “Dokter Gadungan” (Moliere-Asrul Sani).

3)        Drama mini kata adalah bentuk pementasan drama atau teater dengan akta singkat dan gerak improvisasi atau gerak spontan yagn teatrikal. Contoh: “Bip-Bip-Bop” oleh Rendra, “Lhooo!” oleh Putu Wijaya.

4)        Drama tari/ sendratari adalah drama yang menonjolkan gerak tari dengan dialog berupa tembang atau isi cerita yang dilagukan. Contoh: drama tari Mahabrata, Ramayana, Damar Wulan.

5)        Dagelan adalah drama social yang penuh dengan kritikan, pesan dan anjuran yang disampaikan lewat humor. Dialog sang pelawak disesuaikan dengan tema, tempat, serta situasi kondisi padasaat itu. Contoh: lawakan Gareng-Petruk-Bagong, Cepot, dan Bancak Doyok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar